Rabu, 27 Mei 2009



Kuman super di perut menyebabkan lebih banyak sakit dan kematian

Menurut sebuah studi baru, jumlah orang yang masuk rumah sakit akibat kuman super berbahaya di usus telah meningkat lebih dari 10.000 kasus per tahun. Kuman ini kebal terhadap beberapa antibiotik, menjadi ancaman reguler di rumah sakit dan rumah pelayanan. Studi menemukan kuman memainkan peran dalam hampir 300.000 kasus rumah sakit tahun 2005, lebih dari 2 kali dibandingkan tahun 2000. Studi ini dipublikasikan oleh CDC dalam Emerging Infectious Diseases edisi Juni 2008.Infeksi Clostridium difficile ditemukan dalam usus besar dan dapat menyebabkan diare serta kondisi usus lebih serius yang dikenal dengan nama kolitis. Kuman menyebar melalui spora dalam feses. Bentuk spora ini lebih sulit dibunuh dengan pembersih rumah tangga konvensional atau sabun antibakteri.C. difficile telah menjadi resisten terahadap antiobiotik tertentu yang bekerja melawan bakteri kolon lainnya. Akibatnya, ketika pasien menggunakan antibiotik itu, bakteri yang berkompetisi dengannya mati, sedangkan C difficile meningkat.Strain virulen C difficile ini jarang dijumpai sebelum tahun 2000. Dr. L. Clifford McDonald dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa secara alamiah infeksi ini berubah, menjadi semakin parah. Ada sejumlah faktor yang berperan dalam peningkatan kasus C. difficile ini, termasuk semakin besarnya jumlah pasien yang lebih tua dan lebih parah sakitnya. Juga karena penggunaan antibiotik berlebihan dan keliru, kata dr. Marya Zilberberg, peneliti dan pimpinan penulis studi dari University of Massachusetts.Studi ini didasarkan pada lebih dari 36 juta sampel yang dikeluarkan tiap tahun oleh rumah sakit non pemerintah. Data itu digunakan untuk mengeneralisir perkiraan nasional. Menggunakan perkiraan ilmuwan lain, studi menyimpulkan bahwa 2,3% kasus tahun 2004 adalah fatal, sekitar 5.500 kematian. Angka itu hampir 2 kali lipat kasus terkait C. difficile yang berakhir kematian tahun 2000.Kebanyakan orang yang meninggal mempunyai masalah kesehatan lain. Studi tidak mencoba membedakan apakah C. difficile merupakan penyebab utama kematian dalam setiap kasus, kata Zilberberg. Namun, penelitian sebelumnya menyimpulkan infeksi merupakan yang menjadi sorotan penyebab kematian setiap tahun dan masalahnya semakin memburuk.

Jangan Sepelekan Sakit Perut
Sembelit, dalam istilah kedokteran disebut konstipasi, adalah keadaan di mana waktu transit makanan dalam usus berlangsung lebih dari 72 jam. Alhasil, terjadi konsistensi tinja yang keras dan pencernaan terasa tidak nyaman seperti kembung, perut terasa penuh, dan berat.
Menurut dr Fajar Rudy Qimindra, sembelit sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan keluhan penderita. Tapi, jika berlangsung terus menerus, penderita bisa terkena kanker usus besar.
"Sembelit adalah keluhan yang bersifat subjektif. Variasinya tergantung individu masing-masing. Umumnya, frekuensi seseorang buang air besar mulai tiga kali per hari, sekali per hari, hingga tiga kali per pekan," kata dr Fajar.
Ketika makanan masuk ke tubuh, usus akan segera menyerap air dan membentuk bahan sisa limbah makan yang disebut tinja. Kontraksi dari otot usus akan mendorong tinja ke bagian usus terakhir yang disebut rectum. Pada sembelit, tinja jadi padat dan kering akibat terlalu banyak penyerapan air.
“Hal ini disebabkan kontraksi otot usus yang perlahan-lahan dan malas sehingga tinja bergerak terlalu lama ke arah rectum,” jelas dr Fajar.
Makin lama sembelit berlangsung, makin keras tinja yang harus dikeluarkan. Dengan tinja yang sudah begitu keras, tentu akan lebih sulit mengeluarkannya. Akibatnya liang dubur terluka.
"Liang dubur pun bisa mengalami keretakan (fissura) akibat terdesak dan tergesek oleh tinja yang keras serta desakan mengeden yang kuat," ujar Dr Hendrawan Nadesul.
Kaum perempuan, menurut Dr Hendrawan, lebih sering sembeilt dibandingkan laki-laki. Hal itu disebabkan pengaruh estrogen sebagai hormon utama yang dimiliki perempuan.
"Jadi, dibandingkan pria, wanita memang lebih sering mengalami gangguan transit dalam usus, termasuk sembelit dan radang (inflamasi) pada perut," kata Dr Hendrawan.
Hingga saat ini, gejala sakit perut dan sembelit sering diabaikan. Banyak orang, bahkan, tidak peduli terhadap siklus buang air besar. Padahal, menurut ahli kanker dari RS Dharmais Dr Adil Pasaribu Sp B KBD, dengan mengenali siklus itu, gejala penyakit kanker usus besar bisa dideteksi lebih dini.
Kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahwa kanker usus bisa dipicu oleh gejala-gejala yang sering dianggap remeh seperti cara diet yang salah, yang menyebabkan perubahan kebiasaan buang air besar dan sembelit.
Hal lain yang juga bisa menyebabkan kanker usus adalah pola hidup yang salah. Salah satu faktor penyebabnya, antara lain, kurangnya asupan makanan berserat, kurang olahraga, meningkatnya penggunaan obat-obatan dan pencahar.
Mengatasi sembelit, dr Fajar menyarankan penderita untuk mencoba beberapa terapi sebelum mengkonsumsi obat. Terapi yang diberikan berupa kombinasi makanan tinggi serat dan air, latihan jasmani, dan bowel training, yaitu membuat jadwal untuk buang air besar.
Dalam sehari, kebutuhan serat manusia adalah 20-35 gram. Selain berguna untuk membentuk gumpalan tinja, serat juga bisa menurunkan waktu transit. Serat dalam sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, termasuk gandum, merangsang gerakan peristaltik usus.
Prebiotik yang mengandung oligosakarida seperti pisang, papaya, ubi, dan bawang juga bisa dikonsumsi. Tapi, dr Fajar mengingatkan bahwa pemberian serat ini harus diimbangi dengan cairan yang cukup.
"Jika tidak ada kontra indikasi seperti sakit ginjal, dianjurkan minum sekurang-kurangnya 6-8 gelas per hari (kurang lebih 1500 -2000 ml)," ujar dr Fajar.
Menu yang harus dihindari karena memicu sembelit adalah protein seperti daging, susu, keju dan buah-buahan seperti salak, jambu biji (klutuk), dan apel. Demikian juga obat flu dan batuk.


Mengatasi Mencret atau Diare dengan Sawo

Di depan rumah orang tua saya, ada pohon sawo yang sudah renta dan batangnya pun sudah berlubang. Akan tetapi sampai saat ini pohon sawo tersebut belum juga mati dan tidak ingin ditebang atau dimatikan oleh keluarga kami. Alasannya sederhan: Sebagai satu-satunya pohon sawo yang masih tersisa di kampung kami (sewan), pohon sawo tersebut sangatlah banyak memberikan manfaat bagi kesehatan para penduduk kampung sewan. Tidak hanya penduduk kampung kami saja, beberapa penduduk kampung sebelah pun sering menggunakan pohon sawo kami untuk pengobatan.
Paling sering terjadi adalah adanya seseorang yang terkena diare atau mencret yang bekerpanjangan. Hal yang perlu dilakukan oleh mereka hanyalah memetik beberapa buah sawo muda (pentil istilah jawanya) dan bebeapa lembar daun di sekitar buah pentil sawo tersebut. Bersihkan dari kotoran dengan mencucinya. Kemudian pentil sawo dan daunnya ditumbuk dan dicampur sedikit air matang dan diperas. Air perasan (kira-kira setengah gelas minum atau seperempat gelas) tersebut kemudian diminumkan kependeritan diare atau mencret. Ulangi tiap pagi dan sore.
Begitulah apa yang sering dilakukan oleh orang-orang kampung kami maupun kampung sebelah. Apakah ini manjur? Silahkan anda buktikan sendiri. Akan tetapi saya merasa bahwa tidaklah mudah menemukan pohon sawo sekarang ini. Sebagai sebuah kampung yang cukup jauh dari daerah perkotaan, pohon sawo saja sudah merupakan pohon cukup langka dikampung saya. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan tempat eyang saya yang berada di pegunungan menoreh sana, yang untuk mendapatkan pohon sawo masih cukup banyak dan mudah.
Ringkasan:Petik beberapa pentil sawo dan daunnyaBersihkanTumbuk dan perasMinum sehari 2 kali


Salam Sehat
Haqiqie Suluh

Bisnis Sehat dengan dollar

teliad - the marketplace for text links Join Vinefire!

Moeslem Adsense